Jumat, 30 Mei 2014

Pembelajaran ICT pada Pertemuan Ke-8

Pertemuan ke-8 
Perkenalan dari Bu Nur Amalia. Bu Nur Amalia bercerita mengenai perjalanan kehidupannya ketika di UoM (University of Melbourne). Beliau bercerita mengenai kemajuan dan kecanggihan ICT di negara tersebut. Beliau juga membacakan kontrak perkuliahan. Ketika Bu Nur Amalia sedang berbicara, kami tidak boleh berbicara karena itu dapat mengganggu proses kegiatan belajar mengajar.

1.   Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Istilah teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah sering digunakan di dalam    kehidupan sehari-hari termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Sekalipun sudah sering digunakan, namun tampaknya masih terjadi pemahaman yang berbeda mengenai istilah TIK. Bahkan ada sebagian orang yang agak berlebihan pemahamannya, yaitu yang mengidentikkan TIK itu dengan komputer atau internet saja. Akibatnya, setiap ada pembicaraan mengenai TIK, maka yang terlintas di dalam pemikiran yang bersangkutan adalah komputer atau internet.

Di lingkungan pendidikan atau pembelajaran, apabila ada topik pembicaraan mengenai TIK, ternyata masih ada sebagian guru yang pemahamannya langsung mengarah atau terpusat pada komputer atau internet. Pemahaman yang demikian ini mengakibatkan bervariasinya sikap para guru dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Ada sebagian guru yang secara spontan mengemukakan bahwa belum saatnya dilakukan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Penyampaian pendapat ini disertai dengan sejumlah argumentasi pembenaran terhadap pendapat atau sikap mereka. Tetapi ada juga sebagian guru yang mengatakan bahwa pada dasarnya sebagian guru sudah mulai memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Perbedaan pendapat atau sikap guru ini dapat saja diakibatkan oleh berbedanya pemahaman mereka mengenai TIK itu sendiri. 

Sebagai guru atau instruktur, tentunya ANDA sudah sering mendengar atau sama sekali juga mungkin belum pernah mendengar istilah TIK, atau lebih jauh lagi bahkan sudah menggunakan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Dalam posisi yang mana pun ANDA, bagaimana pengertian ANDA mengenai istilah TIK. Cobalah rumuskan pendapat ANDA pada kolom yang disediakan di bawah ini. Hendaknya ANDA tidak dipengaruhi oleh pemikiran apakah pengertian ANDA mengenai TIK yang akan ANDA rumuskan itu benar atau salah. Janganlah ANDA terkungkung dengan rumusan yang berupa definisi. Tuliskan saja apa pendapat ANDA mengenai TIK. Kalau terlepas dari kungkungan, tentunya diharapkan semakin mudah ANDA menuliskannya.


2.   Jenis-jenis Perangkat TIK
Setelah membicarakan perubahan paradigma di bidang pendidikan/pembelajaran, maka pembahasan berikutnya adalah mengenai jenis-jenis perangkat TIK. Dalam kaitan ini, cobalah ANDA tuliskan pada kolom berikut ini jenis-jenis TIK menurut pendapat ANDA. 
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa TIK selalu terdiri dari hardware dan software. Hardware atau perangkat keras adalah segala sesuatu peralatan teknologi yang berupa fisik. Cirinya yang paling mudah adalah terlihat dan bisa disentuh. Sedangkan software atau perangkat lunak adalah sistem yang dapat menjalankan atau yang berjalan dalam perangkat keras tersebut. Software dapat berupa operating system (OS), aplikasi, ataupun konten.
3.   Potensi TIK
TIK dikatakan dapat memberikan suatu solusi praktis untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan (http://www.unicttaskforce.org/). Dalam kaitan ini, keberhasilan untuk memecahkan masalah pendidikan/pembelajaran dan yang mengarah pada peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan adalah sepenuhnya sangat ditentukan oleh guru yang melaksanakan pemanfaatan TIK itu sendiri. Para peneliti telah menyadari bahwa TIK tidak dapat diperlakukan sebagai variabel bebas tunggal, dan prestasi belajar siswa tidak semata-mata hanya ditentukan oleh sebaik apapun para siswa mencapai hasil tes standar tetapi ditentukan juga oleh kemampuan siswa untuk menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi (seperti: berpikir kritis, berpikir analitis, membuat inferensi, dan pemecahan masalah).

Mempertimbangkan dampak dari TIK jenis apapun menuntut suatu pemahaman tentang bagaimana TIK itu dimanfaatkan di dalam kelas dan untuk mencapai tujuan pembelajaran apa (perlu ditetapkan oleh para guru yang memanfaatkannya) di samping pengetahuan tentang jenis penilaian yang akan digunakan untuk menilai peningkatan prestasi belajar siswa, dan kesadaran tentang hakekat perubahan yang kompleks di lingkungan sekolah. (http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/methods/ technlgy/ te800.htm). Namun demikian, ada permasalahan atau pertanyaan yang sangat mendasar yang perlu mendapat pengkajian yaitu “Apakah peralatan komputer dan fasilitas internet (bagian dari fasilitas TIK) yang diadakan sekolah atau yang diterima sekolah telah dirancang sedemikian rupa sehingga potensinya menunjang kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi hasil belajar siswa?”.

Pada umumnya, pengalaman menunjukkan bahwa semangat untuk melakukan pembangunan termasuk pengadaan peralatan selalu menggebu-gebu. Tetapi, setelah pembangunan selesai atau perangkat fasilitas/peralatan telah tersedia, masalah yang cenderung terjadi adalah bahwa bangunan yang telah jadi atau peralatan yang telah tersedia lebih banyak menganggurnya (idle).  Keadaan yang demikian ini dapat juga terjadi di lingkungan sekolah. Sebagai contoh adalah pengadaan perangkat fasilitas/peralatan TIK, baik yang diadakan sendiri oleh sekolah maupun yang diterima sekolah sebagai hasil pengadaan pihak lain. Di beberapa sekolah, perangkat fasilitas/peralatan yang ada belum atau tidak pernah digunakan sekolah atau baru dipakai sudah rusak.Mengapa?

Banyak faktor penyebabnya, antara lain misalnya: (a) para guru belum dipersiapkan dengan baik untuk memiliki kesiapan dalam memanfaatkan peralatan/fasilitas TIK secara optimal bagi kepentingan kegiatan pembelajaran, (b) para guru juga tidak dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai di bidang pengembangan bahan-bahan belajar yang dapat disajikan melalui fasilitas/ peralatan TIK yang telah diadakan sekolah, (c) para guru tidak mendapatkan appresiasi atas usaha atau kerja ekstra yang telah mereka lakukan dalam mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas/ peralatan TIK yang tersedia di sekolah, dan (d) kurangnya perhatian untuk melakukan perawatan atau pemeliharaan fasilitas/peralatan TIK yang telah dimiliki sekolah (enerjik dalam membangun/ mengadakan tetapi lemah dalam melakukan perawatan/pemeliharaan). 


TIK memiliki potensi yang sangat besar dalam membantu peningkatan efektivitas pembelajaran berdasarkan referensi penelitian yang dirujuk Ade Kusnandar. Potensi TIK yang dimaksudkan dikemukakan sebagai berikut:
a.    10% informasi diperoleh dengan cara membaca (teks).      
b.    20% informasi diperoleh dengan cara mendengar (suara).
c.    30% informasi diperoleh dengan cara melihat (grafis/foto).
d.    50% informasi diperoleh dengan cara melihat dan mendengar (video/animasi).
e.    80% informasi diperoleh dengan cara berbicara.
f.     80% informasi diperoleh dengan cara berbicara dan melakukan (interaktif).

Potensi TIK untuk Pendidikan/Pembelajaran
Memperluas kesempatan belajar
Meningkatkan efisiensi
Meningkatkan kualitas belajar
Memfasilitasi pembentukan keterampilan
Mendorong belajar sepanjang hayat/berkelanjutan
Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen
Mengurangi kesenjangan digital
Multi-sensory delivery  visual, audio, kinestetik
Belajar secara aktif:  interaktif, menarik minat (stimulating)
Eksplorasi aktif
Belajar kooperatif (cooperative learning)
Individualisasi
Belajar mandiri (independent learning)
Pengembangan keterampilan komunikasi (communication skills)
Pengembangan keterampilan yang diperlukan dalam era informasi